Tembakau bukan Untuk Rokok Saja
Selama
ini masyarakat terpaku bahwa daun tembakau hanya untuk bahan rokok,
padahal masih terbuka lebar pemanfaatan untuk bahan pestisida,
kosmetika, obat bius local dan pengencang kulit. Bahkan salah satu
amanat PP 109 Tahun 2012 menyatakan pemerintah diminta mendorong upaya
diversifikasi tembakau. Artinya, petani masih bisa menanam tembakau
namun pemanfaatannya tidak harus untuk bahan rokok.
Berangkat dari masalah ini, maka
Fakultas Pertanian Universitas Jember bekerjasama dengan Perhimpunan
Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Komisariat Daerah Jember
mengadakan seminar nasional bertema Diversifikasi Produk Tembakau Non Rokok di Hotel Mercure Surabaya (8/5). Tampil sebagai keynote speaker Wakil Menteri Perdagangan RI, Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MS yang juga Ketua Umum Perhepi dan pembicara lainnya.
Akademisi dari Universitas Jember yang
juga ahli tembakau, Dr. Ir. Josi Ali Arifandi, MS. menjelaskan potensi
tembakau Indonesia sebagai pestisida, bahkan dalam bentuk nikotin
tartrat dapat digunakan sebagai obat. “Tembakau tidak selalu berkonotasi
negatif sebagai penyebab kanker, ternyata tanaman tersebut dapat pula
menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita kanker,
sebagaimana temuan Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Arief Budi Witarto, M. Eng, “ ujar Dr.
Josi.
Dr. Josi kemudian mencontohkan dari
hasil penelitiannya terhadap 18 varietas tembakau lokal, varietas Genjah
kenongo dapat menjadi penghasil protein penting “Growth Colony
Stimulating Factor” (GCSF). Prospek pengolahan tembakau menjadi obat
cukup cerah mengingat hasil tembakau kita yang berlimpah. Untuk itu
diperlukan sistem operasional teknis tata kelola hubungan antar komponen
pemangku kepentingan pertembakauan yang sinergis dan cerdas sesuai
dengan mandat dan perannya.
Pembicara berikutnya Prof. Dr. Subiyakto
dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang
memaparkan potensi tembakau dan limbahnya yang ternyata cukup beragam,
namun sayangnya belum tergarap. “Tembakau dapat menjadi bahan
perstisida, minyak atsiri, farmasi bahkan parfum,” katanya. Namun
sayangnya proses menjadikan tembaklau sebagai produk non rokok masih
terkendala teknologi pemrosesannya yang masih mahal.
Pakar teknologi nano dari Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Sutiman B. Sumitro menawarkan penggunaan tembakau untuk balur dan scrab herbal
sebagai inovasi asap rokok untuk mengurangi luka dan meningkatkan
kesehatan. Konsepnya dengan teknologi konversi asap rokok yang beracun
karena mengandung radikal bebas menjadi asap yang mengandung
nanostruktur yang kompleks.
Sementara itu dalam sambutannya, Wakil
Menteri Perdagangan RI yang juga Ketua Umum Perhepi, Dr. Ir. Bayu
Krisnamukti, MS memuji ide kegiatan ini. Pasalnya saat ini petani dan
bisnis tembakau di Indonesia dalam situasi menghadapi tantangan perang
antara kesehatan versus rokok (bukan tembakau). “Perhepi dan Kemendag
memberikan dukungan kepada Kemenkes, dan pada saat yang sama
bersunggu-sungguh mencari alternatif produk tembakau. Namun hal yang
terpenting, mari kita bela petani,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan
Fakultas Pertanian Universitas Jember yang juga Ketua Perhepi Komda
Jember, Dr. Ir. Jani Januar, MT mengatakan seminar ini bertujuan untuk
mengidentifikasi peluang produk tembakau non rokok, mengeksplorasi
peluang dan prioritas produk tembakau non rokok dan merumuskan
alternatif diversifikasi produk tembakau. “Universitas Jember ada di
daerah penghasil tembakau, jadi sudah selayaknya memberikan kontribusi
nyata untuk masalah tembakau,” kata Dr. Ir. Jani Januar, MT.
Menariknya, selain menggelar kegiatan
seminar, Fakultas Pertanian Universitas Jember bersama Perhepi
Komisariat Daerah Jember juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk mengikuti training dan melihat dari dekat pengolahan kopi
di Puslit Kopi dan kakao serta PT. Aneka Coffee Indonesia, sidoarjo.
Para mahasiswa ini adalah pemenang lomba karya tulis ilmiah mengenai
kopi dalam rangka Dies Natalis Universitas Jember ke 48 tahun lalu.
“Setelah mengikuti training 15 mahasiswa ini nantinya akan
mempresentasikan ide-idenya di hadapan Wamendag langsung,” kata Dekan
Fakultas Pertanian. Untuk diketahui, kesempatan mengikuti training tentang kopi adalah hadiah dari Wamendag. (iim)
0 komentar:
Posting Komentar